Kamis, 03 Oktober 2013

BERJALAN DALAM KEBENARAN

Bacaan Alkitab: Matius 24:37-44

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia."Matius 24:37


Keselamatan yang dialami oleh Nuh dan keluarganya adalah upah dari ketaatannya. Nuh telah terbukti mampu hidup dalam kebenaran meski berada di tengah-tengah dunia yang dipenuhi dengan kejahatan.

"Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah."(Kejadian 6:9). Ketika orang-orang sezamannya lebih memilih hidup menurut keinginan daging dan memuaskan hawa nafsunya, Nuh justru secara konsisten berjalan dalam kehendak Tuhan. Ia senantiasa membangun persekutuan yang karib dengan Tuhan; dan terhadap orang yang bergaul karib denganNya Tuhan menyatakan diriNya sebagai sahabat, sehingga"...perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka."(Mazmur 25:14). Isi hati, kehendak dan rencana Tuhan pun disampaikan kepada Nuh:"...sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa."(Kejadian 6:17).

Meskipun orang-orang di sekitarnya mencemooh, mencibir, mengintimidasi, mentertawakan dan menilai tindakan Nuh membuat bahtera adalah konyol, karena waktu itu tidak ada tanda akan turun hujan, tak sedikit pun melemahkan dan menggoyahkan imannya.
Nuh"...dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan-dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya"(Ibrani 11:7).
Tanpa memiliki iman yang teguh serta penyerahan hidup penuh kepada Tuhan mustahil Nuh dapat mengerjakan apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Hal ini membuktikan bahwa ia memiliki integritas! Nuh berprinsip"...harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia."(Kisah 5:29). Walaupun keadaan dan situasi sekitar sama sekali tidak mendukungnya untuk hidup dalam kebenaran, Nuh berani melawan arus!

Di tengah dunia yang dipenuhi ketidakbenaran dan kejahatan, inilah kehendak Tuhan,"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,"(Roma 12:2).

Sudahkah kita menempatkan kehendak Tuhan sebagai yang terutama dalam hidup ini? Ataukah kita malah berkompromi dengan kehidupan duniawi?

HATI YANG MAU DIBENTUK

Bacaan Alkitab: Mazmur 51

"Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku."Mazmur 51:5

Adalah tidak mudah bagi kita untuk menerima teguran dari orang lain. Seringkali kita menjadi marah, tersinggung atau merasa direndahkan ketika orang lain menegur dan mengingatkan kesalahan yang telah kita perbuat.

Ada teguran yang mendidik yang membuat seseorang sadar akan kesalahannya, namun ada pula teguran yang justru mematahkan semangat. Teguran yang bertujuan untuk mendidik dan meluruskan jalan yang bengkok adalah yang sesuai dengan firman Tuhan, seperti teguran Natan terhadap Daud berkenaan dengan perselingkuhannya dengan Betsyeba:"Mengapa engkau menghina Tuhan dengan melakukan apa yang jahat dimataNya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon."(2 Samuel 12:9). Meski sebagai raja atau pemimpin besar, Daud tidak tersinggung dengan teguran itu. Sebagai seorang pemimpin besar pun, kita harus siap menerima teguran. Karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau diajar dan ditegur. Inilah yang disebut kerendahan hati. Alkitab menegaskan,"Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."(Yakobus 4:6). Daud menerima teguran keras dari nabi Natan tersebut yang akhirnya membuat Daud bertobat dan menulis Mazmur 51 ini sebagai doa pengakuannya. Dengan hati yang hancur Daud datang kepada Tuhan dan memohon pengampunan atas segala dosa-dosanya, memohon pengudusan serta perkenanan Tuhan. Daud juga senantiasa membuka hati untuk dikoreksi dan diselidiki oleh Tuhan."Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!"(Mazmur 51:12). Hati yang terbuka artinya hati yang siap ditegur dan dikoreksi oleh Roh Kudus.

Karena memiliki hati yang tulus dan jujur mengakui dosa-dosanya di hadapan seluruh rakyat dan tidak takut dipermalukan oleh manusia, Daud beroleh pengampunan dari Tuhan. Pertobatan menghasilkan pemulihan dan urapan yang baru! Setelah jatuh, Daud tidak membiarkan dirinya terpuruk, ia tetap bangkit sekalipun harus bayar harga yang sangat mahal.

Asal kita mau merendahkan diri di hadapan Tuhan, siap ditegur dan bertobat dengan sungguh, Tuhan pasti akan memulihkan keadaan kita!

Selasa, 17 September 2013

BERBUAH DAN SEMAKIN KUAT

Bacaan Alkitab: Kolose 1:3-14

"...dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah." Kolose 1:10b


Dalam Alegori tentang pokok anggur yang benar (baca Yohanes 15:1-8) Tuhan Yesus menyatakan bahwa hidup setiap ranting itu sangat bergantung pada pokok anggur. Supaya menghasilkan buah, ranting harus tetap berada dan menyatu dengan pokok anggur karena "Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar." (Yohanes 15:6).

Keberadaan orang percaya adalah sebagai ranting dalam pokok anggur yang benar. Agar berbuah, ranting harus tinggal tetap dalam Kristus dan bertekun dalam ketaatan. Bukan hanya tinggal tetap dalam Kristus, tapi juga harus berbuah, menghasilkan kebaikan-kebaikan hidup dan kemuliaan bagi namaNya serta membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Seseorang yang tidak bertekun dalam iman dan tidak taat sama artinya telah keluar dari pokok anggur tersebut, dan tinggal tunggu waktu untuk dipotong serta dibuang dari pokok anggur.

Ada tiga macam buah yang diinginkan Tuhan dalam kehidupan orang-orang percaya, yaitu buah pertobatan, buah Roh dan buah pelayanan. Bila kita sudah menjadi Kristen bertahun-tahun tetapi tidak menghasilkan buah akan sangat menyedihkan hati Tuhan. Bukankah kita sudah banyak mendengar dan memperoleh pengajaran-pengajaran tentang firman Tuhan dan juga memiliki kesempatan yang luas untuk melayaniNya? Jadi kehidupan Kristen adalah kehidupan yang terus bertumbuh dan berbuah. Pertumbuhan itu akan tampak apabila kita benar-benar menanggalkan kehidupan lama kita, sebab "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17).

Hidup yang berbuah adalah hidup yang mempermuliakan nama Tuhan, dan Dia rindu agar buah yang kita hasikan itu tetap dan tidak berubah. Bila kita sudah berbuah, apa yang kita minta kepada Tuhan pasti akan diberikanNya, asalkan sesuai kehendakNya dan bukan untuk memuaskan keinginan daging. Semakin berbuah lebat semakin kuat pula kita di dalam Tuhan.

Meskipun badai kehidupan datang silih berganti menerpa kita, hal itu takkan menggoyahkan kita karena persoalan yang kita alami itu tidak melebihi kekuatan kita (baca 1 Korintus 10:13) dan kita yakin bahwa Tuhan ada di pihak kita!

Jumat, 13 September 2013

SUDAH TERUJIKAH KESETIAAN KITA?

Bacaan Alkitab:  Markus 14:66-72
 
 "Tetapi ia menyangkalnya dan berkata:  'Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang engkau maksud.'  Lalu ia pergi keserambi muka  (dan berkokoklah ayam)."   Markus 14:68
 
Menjelang hari penyalibanNya Tuhan Yesus mempersiapkan diri dengan berdoa.  Ia mengajak serta Petrus, Yakobus dan juga Yohanes ke taman Getsemani.  Setiba di situ Yesus maju sedikit beberapa langkah dan berdoa sendiri kepada Bapa.  Ia pun berpesan agar ketiga muridNya itu tetap berjaga-jaga.  Namun ketika Yesus datang kembali Ia menjumpai ketiganya sedang tertidur,  "Dan Ia berkata kepada:  'Simon, sedang tidurkah engkau?  Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam?'"  (Markus 14:37b).
 
Peristiwa di atas terjadi sampai tiga kali ketika Tuhan Yesus menjumpai mereka sedang tidur.  Petrus yang semula begitu yakin akan dirinya, bahwa ia tidak akan meninggalkan Tuhan Yesus sekali pun murid-murid yang lain meninggalkannya  (bahkan ia berani mati untuk Tuhan Yesus), kini dijumpai tertidur dan tidak mau berdoa.  Bukankah hal ini tidak jauh berbeda dengan kehidupan anak-anak Tuhan saat ini yang merasa diri sudah yakin akan kekuatan diri sendiri, sehingga menjadi lengah dan tidak mau berdoa lagi?  Tuhan Yesus mengingatkan,  "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan:  roh memang penurut, tetapi daging lemah."  (Matius 26:41).  Petrus mengandalkan kekuatan sendiri, berjalan menurut kehendak dan jalan pikirannya sendiri.  Keadaannya tentu berbeda jika ia mengandalkan Roh Kudus, di mana Roh Kudus yang akan memimpinnya seperti tertulis:  "...Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;"  (Yohanes 16:13a). 
Meninggalkan jam-jam doa akan membawa kita semakin jauh dari Tuhan, bahkan dapat menyebabkan kita meningalkan Tuhan.  Ketika Tuhan Yesus ditangkap, murid-muridNya meninggalkan Dia, tak terkecuali Petrus, dan pada waktu Tuhan Yesus dibawa menghadap Imam Besar,  "...Petrus mengikuti Dia dari jauh, sampai ke dalam halaman Imam Besar,..."  (Markus 14:54).  Baru saja Petrus berkata bahwa ia tak akan meninggalkan Tuhan Yesus  -bahkan berani mati bersama Tuhan Yesus-, sebelum ayam berkokok dua kali sudah menyagkalNya tiga kali.  Petrus tidak hanya menyangkal, bahkan  "...mengutuk dan bersumpah:  'Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!'"  (Markus 14:71).

Bagaimana dengan kita?  Benarkah kita setia kepada Tuhan ataukah kita sudah menyangkalNya melalui perbuatan kita tanpa kita sadari?

KETAKUTAN AKAN MAUT - JEMBATAN YANG HALUS

Saat saya berusia tiga belas tahun, saya dan teman-teman mulai belajar Al-Quran di rumah seorang Haji. Pak Haji sering menceritakan tentang kematian dan apa yang terjadi pada orang yang meninggal. Dia menjelaskan bahwa kematian seperti menyeberang jembatan yang sangat halus, lebih halus dari sehelai rambut. Sungguh, hal itu merupakan penjelasan yang sangat menakutkan.

Menurut Pak Haji, jika kami ingin selamat menyeberang jembatan halus itu, kami harus banyak beramal. Namun, itupun belum dapat menjamin bahwa kami pasti masuk sorga. Sebab, bagi seorang Muslim tidak ada “kepastian” akan sorga. Karena rasa takut akan pengajaran Pak Haji mengenai kematian, saya memutuskan untuk tidak mengikuti pelajarannya jika topik yang diajarkan mengenai kematian

Kejadian Di Liang Kubur
Menurut kepercayaan orang Muslim, seseorang yang meninggal dan jasadnya telah dimasukkan ke dalam liang kubur, maka orang-orang yang membawa jenazahnya harus terlebih dahulu mundur tujuh langkah dari kuburan.
Sesaat setelah jenazah selesai dimakamkan, maka akan datang dua malaikat. Yaitu Munkar dan Nankir. Bersamaan dengan kedatangan mereka, orang yang dalam kubur itupun akan kembali hidup. Kedua malaikat itupun menanyakan beberapa pertanyaan. Antara lain: "Siapakah nabi saudara?", "Buku manakah buku suci saudara?". Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menurut saya cukup sulit.
Pak Haji juga memberi pada kami semua jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut. Dan sekali lagi dia menegaskan, sekalipun kami sudah memberikan jawaban yang betul, masih belum dapat menjamin masuk sorga.

Berteman Dengan Orang Kristen
Seiring berjalannya waktu, sayapun melanjutkan pendidikan ke SMU. Di sekolah ini saya juga mendapat pendidikan agama, tetapi saya sangat senang dengan ajaran-ajarannya yang positif. Antara lain, kami diajarkan bahwa Allah Maha Esa adanya. Kami wajib mencintai orang tua, tidak boleh mencuri, membenci dll.
Di sekolah ini saya berteman dengan orang Kristen. Walau saya menganggap agama Kristen agama palsu, tapi saya terpengaruh oleh kelakuan orang Kristen yang cukup baik. Mereka meneladani apa yang diajarkan oleh agama mereka.
Sebaliknya, di kampung kami para tetangga sering bertengkar dan kadang minta pertolongan dukun untuk mengutuk orang lain. Laki-laki mempunyai isteri lebih dari satu sehingga para isterinya sering bertengkar soal harta. Walau kehidupan orang Kristen baik, tapi saya tidak ingin menjadi Kristen, sebab Kristen agama palsu.

Amal ibadah tidak dapat menyelamatkan
Sesudah tamat SMU, saya melanjut ke universitas. Di sinipun saya mendapat pendidikan agama. Saya mulai banyak berdoa untuk mendapat keyakinan bahwa Islam adalah agama benar. Tetapi ketakutan itu tetap ada, dan saya tidak mendapatkan kepuasan dalam hati.
Satu hari saya bertemu dengan seorang Kristen. Kami berdiskus tentang agama, sorga dan jalan menuju sorga. Dari hasil diskusi dengan dia, saya menyadari bahwa saya tidak dapat mengusahakan keselamatan saya sendiri melalui setiap amal yang saya lakukan. Karena dosa yang saya lakukan lebih banyak. Namun saya menemukan satu janji dalam Injil, bahwa darah Isa Al-Masih dapat membersihkan hati saya dari segala dosa.

Menerima Isa Al-Masih Sebagai Juruselamat
Sebagai akibatnya, saya bertobat dan meminta Isa Al-Masih menjadi Juruselamat saya. Setelah saya menerima keselamatan dari-Nya, saya tidak takut akan kematian dan menyeberang jembatan halus. Saya menyadari bahwa Dialah yang membawa saya ke sorga pada saat kematin.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita [dengan darah Isa al-Masih] dari segala kejahatan." (Injil, Surat 1 Yohanes 1:9)
 

TIDAK MAU BAYAR HARGA

Bacaan Alkitab: Matius 8:18-22

"Yesus berkata kepadanya: 'Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.' "Matius 18:20

Bila berbicara tentang upah dan berkat, setiap anak Tuhan pasti akan merespon dengan semangat dan antusias yang tinggi. Namun bila ada pertanyaan siapa yang mau menderita untuk Kristus, jawabnya pasti pikir-pikir dulu, kalau bisa lari dan menghindar saja dari penderitaan. namun inilah syarat utama untuk mengikut Yesus!
 
Harga untuk menjadi muridNya mengacu kepada harga yang harus kita bayar untuk melayani Tuhan. Seringkali hari-hari kita dipenuhi keluh kesah, sungut dan ketidakpuasan mengikut Tuhan. Menghadapi masalah atau ujian sedikit saja kita langsung ogah-ogahan dan beribadah asal saja, padahal upah melayani Tuhan jauh melebihi harganya yang kita bayar."...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita."(Roma 8:18). Dia memberkati kita dengan kebenaran, damai sejahtera, sukacita, kemenangan dan kehidupan kekal. Namun jalan terbaik memiliki hidup yang diberkati adalah dengan melakukan apa yang Yesus katakan, berapa pun harganya, karena Dia datang untuk memberi kita hidup yang berkelimpahan (baca Yohanes 10:10). Sayang, banyak di antara kita belum memiliki penyerahan hidup secara total kepada Tuhan. Kita hanya mengingini berkatNya saja tetapi tidak mau membayar harga karena kita lebih mencintai dunia ini dan tidak mau melepaskannya. Tuhan tidak ingin kita sekedar pengikutNya saja atau sekedar menjadi pendengar firman.

Bila kita memutuskan menjadi muridNya, kita juga harus memiliki komitmen untuk mentaati perintah-perintah Yesus setiap hari."Jika kamu tetapi dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu"(Yohanes 8:31). Sesungguhnya melakukan perintah Tuhan bukanlah suatu beban yang berat."Sebab Kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan."(Matius 11:30). Namun banyak orang menolak kuk itu, bahkan kehadiran Tuhan Yesus pun tidak diinginkannya.
 
Jika meninggalkan Tuhan demi mempertahankan sesuatu, kita akan kehilangan segala sesuatunya; keputusan ada pada kita. Maukah kita kehilangan segalanya?  
  

Rabu, 11 September 2013

BERANI MENYATAKAN KEBENARAN

Bacaan Alkitab: Matius 3:1-12

"Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."  Matius 3:8

Sebagai hamba Tuhan biarlah kita memiliki kerendahan hati dalam pelayanan karena semua itu adalah anugerah Tuhan semata.  Jika dipercaya dan dipakai olehNya, itu bukan karena kuat dan gagah kita, bukan karena kita pintar dan bukan karena kita kaya.  Jadi tidak ada alasan sedikit pun untuk kita menjadi sombong, apalagi sampai mencari hormat dan pujian dari manusia.  Tugas kita adalah menyatakan kebenaran dan membawa umat kepada pertobatan.

Sarana dan prasana di mana seseorang berkhotbah itu tidak penting.  Buktinya Yohanes pembaptis tidak berkhotbah di tempat-tempat yang besar atau gereja yang megah, tapi justru berkhotbah di padang gurun Yudea.  Baginya yang penting adalah menyelesaikn tugas dan misinya bagi Kerajaan Sorga.  Tuhan Yesus sendiri  "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia."  (Filipi 2:6-7), demi menyelesaikan tugas dari Bapa, bahkan Ia taat sampai mati di atas kayu salib.  Dalam pelayanan pun Yohanes pembaptis adalah seorang yang tegas.  Dia berkata,  "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"  (Matius 3:2).  Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak takut untuk menyerukan supaya semua orang bertobat;  ia tidak takut menelanjangi dosa-dosa manusia;  ia tidak takut menegakkan kebenaran Injil, sebab jika manusia tidak segera bertobat mereka akan mengalami kebinasaan kekal, sebab  "...upah dosa ialah maut;  tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."  (Roma 6:23).  Satu-satunya jalan memperoleh keselamatan kekal adalah percaya kepada Yesus Kristus, bukan yang lain, karena Dialah satu-satunya jalan keselamatan itu.  Tertulis:  "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  (Kisah 4:12).

Bukankah kita seringkali takut dan malu menyerukan kata pertobatan?  Kita tidak berani menyinggung dosa secara terang-terangan karena kita takut dibenci dan dijauhi oleh teman atau rekan bisnis.  Jika dengan tegas menegur dosa, kita takut tidak diundang lagi untuk berkhotbah sehingga isi khotbah kita pun hanyalah berbicara tentang berkat, berkat dan berkat.

Jangan pernah takut menyerukan kebenaran Injil karena Roh Kudus turut bekerja dan menyertai kita!

Selasa, 10 September 2013

JANGAN MALAS, JADILAH ORANG YANG RAJIN!

Bacaan Alkitab:  Amsal 10

"Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya."  Amsal 10:4


Adakah kita menemukan orang yang malas dan lamban berhasil dalam hidupnya?  Mustahil bila ada.  Alkitab jelas menyatakan bahwa  "Tangan yang lamban membuat miskin,..."  Tidak hanya itu,  "Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar."  (Amsal 19:15), bahkan Alkitab mengkategorikan orang yang malas sebagai perusak.  Tertulis:  "Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara si perusak."  (Amsal 18:9).  Di mana pun berada, baik itu di kantor, di sekolah, di rumah, di gereja atau pelayanan, seorang pemalas hanya akan menjadi pengganggu atau perusak bagi yang lain.  


Itulah sebabnya firman Tuhan menasihatkan agar kita mau belajar dari kebiasaan semut.  "...pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:  biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.  Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring?  Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?  'Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk berbaring' - maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekuarangn seperti orang bersenjata."  (Amsal 6:6-11).
 
Seorang pemalas biasanya suka menunda-nunda pekerjaan atau tugas sehingga pekerjaannya kian menumpuk.  Prinsip mereka:  "Besok masih ada waktu, sekarang santai dulu saja!"  Orang yang lamban dan pemalas selalu menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang ada seperti yang diperbuat oleh orang yang menerima satu talenta, sehingga tuannya menjadi sangat marah:  "Hai kamu, hamba yang jahat dan malas,...Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap.  Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."  (Matius 25:26, 30).  Jadi kemalasan dapat dikategorikan sebagai kejahatan.  Langkah untuk mengalahkan kemalasan adalah keharusan hidup disiplin dan bekerja lebih keras lagi.

Kerja keras adalah faktor penting penentu keberhasilan!  Maka belajarlah menggunakan waktu sebaik mungkin, jangan lagi menunda-nunda mengerjakan tugas yang ada supaya tidak semakin menumpuk.  Kemalasan dan kelambanan hanya akan membawa kita kepada kegagalan.

CARA MELATIH ROH MANUSIA

Empat Cara Melatih Roh Manusia:

Teks Alkitab :


Yosua 1:8 
"Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung".

Yakobus 1:22
"Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri."

Amsal 4:20-22.
"Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka". 

Kebenaran Pokok : Tuhan akan memakai roh kita untuk menuntun kita.
Sama seperti pikiran manusia dapat dididik dan dilatih secara intelektual, demikian juga roh manusia dapat dilatih secara rohani. Kekuatannya dapat dibangun sama seperti tubuh dapat dibangun. Dalam pelajaran ini kita akan mengamati empat cara roh kita dapat dibangun :

   1. Merenungkan Firman Tuhan
   2. Melakukan Firman Tuhan
   3. Mengutamakan Firman Tuhan
   4. Segera menaati suara roh kita

Jika kita menerapkan keempat prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengetahui kehendak Tuhan dalam kehidupan kita bahkan secara rinci.

Tuhan berkomunikasi dengan roh kita dan bukan dengan pikiran kita. Jika kita segera menaati roh kita, maka kelak kita tahu bahwa kita menaati Roh Kudus. Tuhan berkata dalam firman-Nya, "Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya" (Amsal 20:27). Hal ini berarti bahwa Tuhan akan memakai roh kita untuk menuntun kita. Roh manusia adalah pelita Tuhan.

KEPUASAN HANYA ADA DI RASA SYUKUR

Siang tadi temanku tiba-tiba nelpon. Makan siang yuk, ajaknya. Oke, jawabku. So she picked me up at the lobby of Jakarta Stock Exchange Building.

Selepas SCBD, kami masih belum ada ide mau makan dimana. Ide ke soto Pak Sadi segera terpatahkan begitu melihat bahwa yang parkir sudah sampai sebrang-sebrang.

Akhirnya kami memutuskan makan gado-gado di Kertanegara. Bisa makan di mobil soalnya sampai di sanamasih sepi. Baru ada beberapa mobil. Kami masih bisa milih parkir yang enak. Mungkin karena masih pada jumatan. Begitu parkir, seperti biasa, joki gado-gado sudah menanyakan mau makan apa, minum apa.

Kami pesan dua porsi gado-gado + teh botol. Sambil menunggu pesanan, kami pun ngobrol. So, ketika tiba2 ada seorang pemuda lusuh nongol di jendela mobil kami, kami agak kaget. "Semir om?" tanyanya. Aku lirik sepatuku. Ugh, kapan ya terakhir aku nyemir sepatuku sendiri? Aku sendiri lupa. Saking lamanya. Maklum, aku kankaryawan sok sibuk...Tanpa sadar tangan ku membuka sepatu dan memberikannya pada dia. Dia menerimanya lalu membawanya ke emperan sebuah rumah. Tempat yang terlihat dari tempat kami parkir. Tempat yang cukup teduh. Mungkin supaya nyemirnya nyaman.

Pesanan kami pun datang. Kami makan sambil ngobrol. Sambil memperhatikan pemuda tadi nyemir sepatu ku. Pembicaraan pun bergeser ke pemuda itu. Umur sekitar 20-an. Terlalu tua untuk jadi penyemir sepatu. Biasanya pemuda umur segitu kalo tidak jadi tukang parkir or jadi kernet,ya jadi pak ogah. Pandangan matanya kosong. Absent minded. Seperti orang sedih. Seperti ada yang dipikirkan. Tangannya seperti menyemir secara otomatis. Kadang2 matanya melayang ke arah mobil-mobil yang hendak parkir (sudah mulai ramai).

Lalu pandangannya kembali kosong. Perbincangan kami mulai ngelantur kemana-mana. Tentang kira2 umur dia berapa, pagi tadi dia mandi apa enggak, kenapa dia jadi penyemir dll. Kami masih makan saat dia selesai menyemir. Dia menyerahkan sepatunya pada ku. Belum lagi dia kubayar, dia bergerak menjauh, menuju mobil-mobil yang parkir sesudah kami.

Mata kami lekat padanya. Kami melihatnya mendekati sebuah mobil. Menawarkan jasa. Ditolak. Nyengir. Kelihatannya dia memendam kesedihan. Pergi ke mobil satunya. Ditolak lagi. Melangkah lagi dengan gontai ke mobil lainnya.. Menawarkan lagi. Ditolak lagi. Dan setiap kali dia ditolak, sepertinya kami juga merasakan penolakan itu.

Sepertinya sekarang kami jadi ikut menyelami apa yang dia rasakan. Tiba-tiba kami tersadar. Konyol ah. Who said life would be fair anyway. Kenapa jadi kita yang mengharapkan bahwa semua orang harus menyemir? Hihihi...

Perbincangan pun bergeser ke topik lain. Di kejauhan aku masih bisa melihat pemuda tadi, masih menenteng kotak semirnya di satu tangan, mendapatkan penolakan dari satu mobil ke mobil lainnya. Bahkan, selain penolakan,di beberapa mobil, dia juga mendapat pandangan curiga.

Akhirnya dia kembali ke bawah pohon.. Duduk di atas kotak semirnya. Tertunduk lesu...Kami pun selesai makan. Ah, iya. Penyemir tadi belum aku bayar. Kulambai dia. Kutarik 2 buah lembaran ribuan dari kantong kemejaku. Uang sisa parkir. Lalu kuberikan kepadanya. Soalnya setahu ku jasa nyemir biasanya 2 ribu rupiah.

Dia berkata kalem "Kebanyakan om. Seribu aja".

BOOM. Jawaban itu tiba-tiba serasa petir di hatiku. It-just-does- not-compute- with-my-logic! Bayangkan, orang seperti dia masih berani menolak uang yang bukan hak-nya.

Aku masih terbengong-bengong waktu nerima uang seribu rupiah yang dia kembalikan. Se-ri-bu Ru-pi-ah. Bisa buat apa sih sekarang? But, dia merasa cukup dibayar segitu. Pikiranku tiba-tiba melayang. Tiba-tiba aku merasa ngeri. Betapa aku masih sedemikian kerdil. Betapa aku masih suka merasa kurang dengan gaji ku. Padahal keadaanku sudah sangat jauh lebih baik dari dia.

Tuhan sudah sedemikian baik bagiku, tapi perilaku-ku belum seberapa dibandingkan dengan pemuda itu, yang dalam kekurangannya, masih mau memberi, ke aku, yang sudah berkelebihan.

Siang ini aku merasa mendapat pelajaran berharga. Siang ini aku seperti diingatkan. Bahwa kejujuran itu langka. Bahwa kepuasan itu adanya di rasa syukur.

@Daniel

DIA TELAH MEMBUKA JILBABKU

Kesaksian ini ditulis dengan harapan apa yang saya alami, kiranya bisa menjadi berkat baik bagi mereka yang telah percaya maupun yang belum percaya.

Sebelum saya percaya kepada Isa Almasih (Yesus Kristus) sebagai Tuhan dan Juruselamat, saya adalah seorang muslimah, berlatar belakang dari keluarga muslim dan dibesarkan di Pondok Pesantren MIFTAHUL HUDA (kunci petunjuk) Sukabumi Jawa Barat. Dari apa yang saya yakini dan pelajari selama itu, saya tumbuh menjadi seorang muslimah yang fanatik dan anti Kristen, dan menjebak bahkan mendebat orang Kristen paling hobi.

Berteriak-teriak di depan gereja dengan bilang: "Maria, dipanggil Yesus cuek saja", pun pernah saya lakukan. Karena saya merasa bahwa apa yang saya yakini waktu itu, adalah yang paling benar dan diridhoi di sisi Allah SWT, sesuai dengan Qs. Ali Imran 19 yang berbunyi: Innaddinna indallaahil Islam.

Sesungguhnya agama (yg diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam. Diluar Islam semuanya adalah sesat, apa lagi orang Kristen, kafir, karena Allahnya ada tiga, Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus. Tapi Alhamdullilah saya tidak pernah sampai membunuh orang Kristen. Dan mengapa saya bisa percaya kepada Isa Almasih sebagai Tuhan dan Juru selamat? Walaupun saya bangga dengan apa yang saya yakini dulu, tapi kalau bicara tentang hari penghakiman, itu paling takut dan paling ngeri karena saya tidak tahu pasti, kalau saya mati mendapat rahmat Allah (masuk surga) atau laknat Allah (masuk neraka), karena saya manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan dosa. Dari Sukabumi saya hijrah ke Bandung untuk belajar ketrampilan.

Dikota kembang ini saya tinggal di pondokan atau kost. Teman-teman saya kebanyakan orang Kristen dan kebiasaan saya yang dulu tidak pernah berubah, menjebak dan mendebat orang Kristen masih sering saya lakukan dan saya tetap benci pada orang Kristen. Entah kenapa suatu hari saya ingin membaca Alkitab punya teman dan di kitab Kejadian ada tertulis, Allah menciptakan manusia dari tanah, saya heran, kok sama dengan Al Qur'an, padahal Injil itu kan sudah dipalsukan, dan orang Kristen sekarang itu kafir. Berawal dari penasaran itu saya mencari teman untuk pergi ke gereja. Saya ingin tahu dan ingin menyelidiki bagaimana orang Kristen beribadah. Benar saya masuk gereja dan pertama itu saya tidak bisa menahan rasa haru dan sedih, saya menangis hingga kebaktian selesai, batin saya berontak antara dosa murtad dan percaya, murtad karena masuk gereja dan percaya kepada Tuhan.

Minggu-minggu berikutnya, saya selalu ingin dan rindu untuk datang ke gereja lagi, dan selama empat bulan saya suka ke gereja, tapi selama itu saya tidak mau berdoa dalam nama Yesus, saya percaya kepada Allah tapi tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan sebagai Anak Allah, karena saya punya dalil yang menyanggah keberadaan itu, yaitu surat Al Ikhlas yang berbunyi: Qulhuwallahu ahad : Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allaahush shamad: Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Lam yalid walain yuulad: Dia tidak beranak dan tidak (pula) diperanakkan Wa lam yakul lahuukufuwan ahad: Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. Meskipun saya ke gereja tapi kewajiban saya selaku orang Muslim untuk shalat lima waktu tetap saya jalankan.

Hingga pada suatu hari saya jatuh sakit; sesudah dua minggu sakit dan tidak ada tanda-tanda membaik, akhirnya pada hari minggu ketiga, ketika seorang hamba Tuhan mengajak berdoa di televisi saya spontanitas ambil Alkitab dan tiba-tiba Alkitab terbuka sendiri, disitu Tuhan beri ayat untuk saya dan saya ingat sekali ayat itu, Seorang dara yang menderita pendarahan selama 12 tahun ketika Tuhan Yesus lewat dia menjamah jubahnya, dia percaya dengan menjamah jubahnya dia akan sembuh.

Saya pikir itu kok sama dengan saya. Akhirnya saya tantang Yesus, saya berdoa, "Tuhan Yesus kalau memang Engkau Tuhan dan bisa menyembuhkan segala macam penyakit, sembuhkanlah saya", dan mujizat terjadi besoknya, saya sembuh, akhirnya saya kaji lagi surat Al Ikhlas yang menjadi sanggahan untuk percaya kepada Tuhan Yesus dan saya bandingkan dengan kisah kehidupan Isa Putra Maryam, dari mulai kelahiran, mujizat-mujizatnya, sampai kepada kematian dan kebangkitannya kembali bahkan kedatangannya yang kedua kali. Yang lebih melekat di hati saya, adalah Isa Putra Maryam bisa menghidupkan orang yang sudah mati, kalau manusia bisa seperti itu, dia pasti takabur apalagi kalau tidak ada dasar kasih dalam hatinya dan yang berkuasa atas hidup matinya manusia hanya Penciptanya sendiri yaitu Allah. Dari kesemua ayat-ayat Al-Ikhlas itulah saya bisa membuktikan kalau Isa (Yesus) itu adalah Allah. Yaitu Yesus tidak diperanakan (bukan peleburan benih) dan tidak menganakkan (tidak ada anak) Tuhan bukakan mata rohani saya, yang selama ini tertutup oleh illah-illah zaman ini dan saat itu saya bisa percaya bahwa Isa Almasih (Yesus Kristus) tidak hanya nabi tapi Dia juga benar-benar Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pada suatu hari saya butuh legalisir ijazah saya di Sukabumi untuk melanjutkan sekolah di Bandung saya harus pergi ke sekolah saya yang dulu, dimana saya sekolah dan pesantren. Ketika saya minta legalisasi, entah kenapa surat kelakuan baik saya dari Kepolisian terbaca oleh mereka dan disitu agama saya tertulis Kristen Protestan sedangkan ijazah saya dari Tsanawiyah; akhirnya bukan terima legalisasi tapi malah berdebat dengan guru-guru dan Ustad saya, akhirnya saya pulang ke Bandung dengan tangan hampa. Setelah saya bisa percaya bahwa Isa itu Tuhan, tantangan pertama malah datang dari orang Kristen sendiri. Saya dulu menilai orang-orang Kristen yang suka ke gereja itu baik-baik karena ada ajaran kasih, tapi ternyata tidak, saya pernah dimaki-maki dan diolok-olok, "Kamu jadi Kristennya pura-pura, mana mungkin orang pesantren bisa masuk Kristen" dll. Dari kesedihan itulah saya ingin pulang ke rumah untuk mengadu ke orangtua saya, tapi apa yang saya dapati ketika saya sampai di rumah, semua keluarga menjauhi, saya heran kenapa semuanya berubah seperti ini, bahkan ketika orang tua saya bilang: "Kamu dikasih apa sih sama mereka, sampai kamu bisa menjual agama kamu dan masuk Kristen?" Saya kaget orang tua saya tahu darimana? Dan dikiranya saya masuk Kristen dikasih supermi atau dikasih apa saja sama gereja, seperti apa yang mereka sangka selama ini, bahwa orang Islam masuk Kristen dirayu atau dikasih uang atau pula dikasih makanan. Dan caci maki pun keluar, ayah saya bilang: "Aku tidak pernah menyangka kamu bisa jadi kayak gini, kalau kamu berbuat dosa kayak apapun masih bisa diampuni tapi ini dosa murtad, dosa yang tidak bisa diampuni lagi, dulu aku bangga kamu bisa ngajar-ngajar ngaji, dipakai di masyarakat tapi sekarang tidak ada artinya lagi, aku sampai disidang oleh ketua yayasan dan guru-guru disitu dimaki-maki gara-gara kamu masuk Kristen, kamu sudah benar-benar mencemarkan nama baik dari Pesantren sampai bisa masuk Kristen, entah ditaruh di mana mukaku dan nama baik keluarga ini, kamu kalau binatang itu sudah mesti dibunuh saking sudah benar-benar mencemarkan nama baik, sampah di pinggir jalan masih bisa berharga, tapi kamu tidak ada harganya sama sekali, dan biar kamu tahu nama kamu itu sudah ayah masukkan proposal dan dikirim ke Menteri Agama". "Untuk apa ???" tanyaku. "biar suatu saat kalau terjadi apa-apa sama kamu, saya sebagai orang tua sudah tidak mau bertanggung jawab lagi gara gara kamu masuk Kristen".

Bagaikan disambar geledek di siang bolong, kenapa mereka tega seperti itu, dan lengkaplah sudah penderitaan saya waktu itu, rupanya setelah kejadian legalisasi ijazah itu, ketua yayasan langsung memanggil orang tua saya, hingga akhirnya mereka sepakat nama saya dimasukkan proposal dan dikirim ke Departemen Agama, setelah tahu seperti itu, saya tidak ada pilihan lain lagi selain pergi dari rumah itu dan bertekad dalam hati, "Tuhan Yesus, saya tidak akan meninggalkan Engkau, orang tua saya, yang saya harapkan bisa mencarikan jalan keluar dan bisa menolong penderitaan saya, ternyata malah membuang saya, dan hanya padaMulah Tuhan aku serahkan segala bebanku ini". Sejak saat itu saya hidup sebatang kara, dikota yang tidak ada sanak saudara, bergumul dan bergumul terus dengan berbagai macam tempaan kehidupan baik secara fisik maupun materi.

Sehingga akhirnya tibalah waktunya bagi saya untuk menyatakan iman percaya saya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya melalui Baptisan Kudus di sebuah gereja di Bandung pada bulan Desember 1994. Setelah selesai baptisan itu saya berdoa, "Tuhan, terima kasih karena Engkau telah memeteraikan saya, tetapi saya tidak ingin hanya saya saja yang selamat, saya pun ingin keluarga dan saudara-saudara saya diselamatkan, dan saya ingin menjadi Penginjil, untuk memberitakan kabar keselamatan yang berasal dari Engkau seperti yang telah saya terima". Dan ajaib sekali Tuhan kita itu, Dia kirim dua orang ibu dengan membawa buku-buku penginjilan banyak sekali, padahal sebelumnya saya tidak pernah mengenal dan sama sekali belum pernah bertemu dengan dua orang ibu itu, dan itu merupakan sukacita yang sangat besar sekali saya rasakan, sebagai jawaban dari doa saya untuk menjadi penginjil.


"Kesaksian : E. Kartini Ar. Yasin"

Senin, 09 September 2013

HIDUP BENAR DI HADAPAN TUHAN

 

Bacaan Alkitab: 1 Tesalonika 5:23-28
 

"Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita." 1 Tesalonika 5:23

Tuhan menghendaki kehidupan anak-anakNya senantiasa kudus dan terpisah dari hal-hal duniawi, atau bisa dikatakan hidup selaras dengan firmanNya.  Karena itu kita harus menjaga seluruh roh, jiwa dan tubuh kita tanpa cacat cela setiap waktu dengan menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan  (baca  1 Tesalonika 5:22).
 
Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, kehidupan kita harus benar-benar berubah.  Perubahan itu harus tampak jelas.  Kita harus mengubah diri dari tingkah laku kita yang lama dan hal-hal yang biasa kita lakukan, termasuk juga dalam hal berpikir,  "...tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."  (Roma 12:2), karena  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Berjalan bersama Tuhan berarti hidup benar di hadapan Tuhan!  Banyak orang berkata bahwa mereka sedang berjalan bersama Tuhan tapi tidak menjalani kehidupan sesuai standar Tuhan;  mereka masih saja berkompromi dengan dosa.  Satu-satunya yang membedakan mereka dengan orang-orang dunia adalah mereka pergi ke gereja setiap minggu, sedangkan orang-orang di luar Tuhan tidak.  Berjalan bersama Tuhan juga berarti senantiasa membangun kekariban dengan Tuhan secara terus menerus, menit demi menit dan hari demi hari sampai nafas kita yang terakhir.  Itulah yang disebut konsistensi dan ketekunan!
 
Tidak hanya itu, kita juga harus selalu menyenangkan hati Tuhan dan berserah penuh kepada kehendakNya di setiap aspek kehidupan.  Ini berarti kita memiliki ketaatan penuh kepada Tuhan.  Tidak peduli apa pun situasinya, kita tetap percaya kepada Tuhan dan melakukan apa yang dikehendaki Tuhan.  Oleh karena itu rasul Paulus mengingatkan,  "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji."  (2 Korintus 13:5).  Koreksi diri sendiri, jangan melihat keberadaan orang lain.

PEMIMPIN YANG RENDAH HATI

Bacaan Alkitab: Filipi 3:17-21

"Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu."(Filipi 3:17)

Apa yang disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di Filipi pada ayat nas bukanlah dimaksudkan untuk menguasai orang lain dan minta dihormati, karena ia bukanlah orang yang gila hormat. Tetapi maksudnya adalah agar setiap orang yang dilayani benar-benar meneladani apa yang dilakukan paulus, di mana ia berusaha hidup seturut dengan kehendak Tuhan dan menjadikan kristus sebagai teladan hidupnya."Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus."(1 Korintus 11:1). Dalam hal ini Paulus ingin orang lain mengikuti jejaknya sebagai pengikut Kristus. Jadi fokus utamanya adalah menjadi pengikut Kristus, bukan Paulus.

Salah satu sikap hidup Paulus yang patut kita teladani adalah perihal kerendahan hati. Meski telah menjadi pemberita Injil dan pemimpin rohani yang dipakai Tuhan scara luar biasa, dan juga memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, bila dibandingkan dengan orang lain Paulus tetaplah orang yang rendah hati. Ia sadar di hadapanTuhan dirinya bukanlah siapa-siapa dan tidak ada apa-apanya. Ia sama sekali tidak menganggap dirinya pemimpin yang harus dihormati dan dipuja. Paulus ingat apa yang disampaikan Yesus,"Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."(Matius 23:10-12). Karena itu Paulus berusaha mengikuti teladan Kristus.
Ketahuilah bahwa"...kerendahan hati mendahului kehormatan."(Amsal 15:33).

Banyak pemimpin di dunia ini cenderung meninggikan diri, merasa selalu benar, menganggap orang lain lebih rendah, selalu ingin dilayani dan dinomorsatukan. Pemimpin yang demikian pasti akan ditinggalkan oleh pengikutnya karena ia tidak bisa menjadi panutan atau teladan yang baik. Selama berada di bumi, Tuhan"...datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."(Matius 20:28).

Paulus mengembalikan segala hormat, pujian dan kemuliaan hanya bagi Tuhan; kita pun harus meneladaninya!

Jumat, 06 September 2013

DIAM DAN TUHAN YANG BERTINDAK

Keluaran 14:1-14

"Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."
  Keluaran 14:14

Berdiam diri yang dimaksud bukan berarti masa bodoh dan tidak melakukan apa-apa.  Berdiam diri di sini berarti kita memiliki penyerahan penuh kepada Tuhan, mengandalkan Tuhan dalam segala perkara dan membiarkan Dia yang bertindak menggantikan kita.  Bukankah seringkali kita merasa mampu, lalu bertindak dengan mengandalkan kepintaran dan kekuatan sendiri mengatasi permasalahan yang kita alami, dan tidak  'berdiam diri'  dalam doa dan mencari hadirat Tuhan?  FirmanNya berkata, 
"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. Tetapi kamu enggan, kamu berkata: 'Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat,' maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: 'Kami mau mengendarai kuda tangkas,' maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi."  (Yesaya 30:15-16). Mengandalkan kekuatan sendiri dan berharap kepada manusia adalah sia-sia, bahkan Alkitab menegaskan bahwa itu adalah perbuatan yang terkutuk  (baca  Yeremia 17:5).

Ketika dikejar-kejar oleh pasukan Firaun bangsa Israel mengalami ketakutan yang luar biasa.  Dalam kepanikannya mereka mengeluh, mengomel dan menyalahkan Musa selaku pemimpinnya.  Lalu Musa berkata,  "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya."  (Keluaran 14:13).  Secara manusia perintah Musa untuk berdiam diri saat musuh sedang menyerang itu sangat tidak masuk akal!  Namun Musa hendak mengajarkan bangsa Israel untuk bergantung pada Tuhan sepenuhnya di segala keadaan, berserah penuh kepada Tuhan sebagai tanda bahwa kita ini tak berdaya, tak mampu, lemah dan sangat terbatas.  Ketika kita mengangkat tangan, itulah kesempatan bagi Tuhan untuk turun tangan menolong menyatakan kuasaNya atas kita,  "Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."  (ayat nas).

Sungguh tidak ada perkara yang mustahil bagi Tuhan!  Akhirnya kemenangan ada di pihak bangsa Israel ketika mereka mau berserah penuh kepada Tuhan.


Andalkan Tuhan dalam segala hal,  "...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-aoa."  Yohanes 15:5b 

Kamis, 05 September 2013

TERLEPAS DARI IKATAN ILMU GAIB

Dilahirkan dalam sebuah keluarga keturunan dukun, sejak umur 3 tahun Lindiawati memiliki kemampuan yang tidak lazim. Lindiawati memiliki kemampuan supranatural dan ia mulai melihat hal-hal yang gaib.

Suatu sore Lindiawati yang sedang disuapi makan oleh kakaknya di teras rumah mereka melihat seorang nenek berbaju hijau memegang sebuah batok dan tongkat berjalan dan masuk ke dalam pohon. Pohon itu memang berlubang tengahnya. Saat Lindiawati mengatakan kepada kakanya apa yang baru saja dilihatnya, kakakLindiawati lari ketakutan.

Peristiwa-peristiwa mistis sering dialami Lindiawatisampai ia dewasa. Bahkan dirinya sering bermimpi aneh. Saat Lindiawati menceritakan perihal mimpi-mimpinya kepada kakaknya, kakak Lindiawati malah mengatakan kalau dirinya sudah dipelet. Kakaknya pun mengajakLindiawati pergi ke orang pintar dan diisi dengan ilmu yang bisa mengimbangi peletannya.

Lindiawati dibekali ilmu untuk memagari diri. Tanpa disadari, ia memperhambakan dirinya kepada setan. Saat mengikuti ritual itu, kepala Lindiawati dan dua kakak iparnya ditutupi dengan kain tujuh warna. Lalu di hadapan mereka ada tujuh macam minuman, tujuh macam kembang, tujuh macam kue dan tujuh macam air sumur. Kemudian Lindiawati diminta mengikuti ucapan dukun itu membaca mantera. Sesudah membaca mantera, Lindiawati disuruh minum air kembang dan ditiup. Setelah acara ritual itu selesai, dukun itu meminta Lindiawati untuk megulurkan tangannya. Laludukun itu kemudian mengayunkan golok ke tangan Lindiawati dan memang senjata itu hanya meninggalkan garis merah saja di tangannya.

Semenjak saat itu, emosi Lindiawati menjadi tidak terkontrol. Bahkan hal itu berpengaruh terhadap hidup pernikahannya yang selalu diwarnai pertengkaran. Temperamen Lindiawati memang sangat tinggi. Hal kecil yang diributkan dalam rumah tangganya pun bisa menjadi sesuatu yang besar. Kelihatannya Lindiawati tidak memiliki kesabaran sama sekai. Emosional Lindiawati benar-benar tidak terkendali.

Dan Lindiawati sendiri sering menjadi nekat. Saat sedang kesal, keinginan untuk mati itu begitu kuat. Berulang kali Lindiawati mencoba untuk bunuh diri. Dari memotong nadinya dengan silet, menenggelamkan diri ke dalam bak mandi sampai mengurung diri di mobil yang tertutup rapat agar kekurangan oksigen.

Tidak hanya suami, anak-anaknya pun menjadi korban ketidaksabaran Lindiawati. Dalam hal emosi, jika Lindiawati sedang marah kepada anaknya, ia bisa memukuli anaknya dengan kejam. Dengan memakai ikat pinggang atau sapu, Lindiawatimemukuli anaknya sampai kulitnya lebam dan bengkak. Lindiawati menghajar anaknya sampai puas, sampai anaknya ketakutan. Saat memukuli anaknya itu,Lindiawati benar-benar merasakan benci kepada anaknya itu.

Bahkan buah hati Lindiawati yang masih balita pun tak luput menjadi sasaran kemarahannya. Keempat anaknya saat masih bayi sempat dibekap Lindiawati dengan menggunakan bantal jika mereka tidak berhenti menangis. Bahkan ditengkurapkan sampai tidak bisa bernafas dan dicubit bila tangisannya tidak juga kunjung berhenti. Kalau mendengar anaknya menangis, Lindiawati langsung merasa pusing. Ia merasakan seperti ada dorongan untuk membekap anaknya.

Bertahun-tahun Lindiawati terikat dan diperhamba oleh kuasa gaib. Suami dan anak-anaknya menjadi korban. Sampai suatu ketika Lindiawati mengikuti suatu pertemuan ibadah karena ajakan seorang teman. Awalnya Lindiawati merasa tidak betah karena aneh melihat orang berdoa dengan suasana yang cukup ribut. Kepalanya sakit tapi di hatinya Lindiawati merasa ada sesuatu yang berbeda. Hingga tanpa terasa minggu demi minggu Lindiawati mendatangi pertemuan ibadah tersebut.

Lindiawati pun pada akhirnya berterus terang dengan keterlibatannya dalam dunia mistis dan memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan dunia gaib.Lindiawati dilayani pelepasan. Saat ia pertama kali bermanifestasi, yang dilihatnya adalah kain terbang di sebelah kanannya, berwarna-warni. Menurut kesaksian anak-anak dan rekan pelayanan yang melayaninya, saat itu Lindiawati berteriak, menjerit, menangis, mengamuk dan berguling-guling seperti orang kerasukan.

“Mama seperti orang kerasukan gitu deh… jadi seperti ular,macan, burung….” kisah William, anak Lindiawati.

“Saya juga tidak tahu kalau istri saya itu ternyata punya ilmu sebenarnya. Saat melihat pelepasan itu, saya baru tahu kalau istri saya itu ilmunya banyak sekali,” kisah Hansen Haskindy, suami Lindiawati.

Saat ikatan di alam roh itu diputuskan, Lindiawati melihat sang dukun datang, membelakangi Lindiawati dan pergi. Setelah selesai pelayanan kelepasan itu,Lindiawati mulai merasa enak dan merasa lega. Sampai akhirnya Lindiawati meminta Tuhan Yesus masuk ke dalam hatinya dan Lindiawati merasakan ketenangan yang luar biasa, suatu damai sejahtera yang luar biasa. Lindiawati juga merasakan sukacita yang luar biasa, sesuatu yang belum pernah dirasakannya di dalam hidupnya.

Semua ilmu yang ada di dalam dirinya telah dilepaskan. Kini Lindiawati memiliki hidup yang baru, yang berbeda dari sebelumnya. Tentu saja keluarganya yang paling merasakan dampak dari perubahan Lindiawati.

“Dulu itu saya sama mama merasa kesal, nakal sedikit saja dipukul, dicubit, disambet sampai merah-merah gitu. Kalau sekarang, sifat mama sudah berubah, jadi mama yang baik,” kisah William menceritakan perubahan Lindiawati.

Saat ini Lindiawati pun sudah berubah menjadi lebih sabar, lebih baik dan care sama anak-anak. Di dalam rumah tangganya saat ini penuh dengan sukacita dan Lindiawatijuga jadi banyak mengalah. Lindiawati pun menjadi pribadi yang semakin dewasa, sangat jauh berbeda dengan Lindiawati yang dulu sebelum ia mengenal Tuhan. Yesus memang suatu sosok yang sangat handal. Saat kita berseru, saat kita mau mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus, Ia akan datang.

“Saya sangat merasakan bahwa Tuhan Yesus itu memang benar-benar ada dan mengasihi saya. Saya sangat berterima kasih karena Tuhan Yesus menyelamatkan saya, Tuhan Yesus mau bersabar sampai saya bertobat, diselamatkan dan Tuhan mau memakai saya,” kisah Lindiawati menutup kesaksiannya dengan penuh haru.

Sumber Kesaksian :
Lindiawati

PENGUTUSAN SEORANG PELAYAN TUHAN

Seorang pelayan Tuhan seringkali diartikan secara terbatas hanya pada seorang Hamba Tuhan, Pendeta, Gembala atau mereka yang terlibat dalam pemberitaan Firman Tuhan di mimbar gereja saja.
 
Padahal, kita semua yang telah menjadi anak-anak Tuhan dipanggil untuk melayani Tuhan, sesuai dengan karunia, talenta dan kemampuan yang Tuhan berikan kepada kita masing-masing.Alkitab mengatakan bahwa kita tidak dapat membalas segala kebajikan yang Tuhan telah berikan dalam hidup kita, selain kita hanya dapat melayani Dia lewat penyerahan diri dan segenap hidup kita kepadaNya. (Roma 12:1-2)

Dalam konteks melayani Tuhan, jangan sampai ada seorangpun yang merasa dirinya sebagai “boss” atau “majikan”, tetapi biarlah kita semua menjadi “hamba” yang saling melayani dan mengabdi kepada tuannya, dimana Tuhanlah yang menjadi tuan atau majikan kita yang sesungguhnya, walaupun Dia tidak nampak dengan mata jasmani kita.Haleluya.

Dalam dunia kekristenan sekarang ini, kita melihat adanya orang-orang kaya yang menyerahkan dirinya untuk melayani Tuhan, bahkan tidak sedikit yang kemudian menjadi seorang Pendeta dalam gereja tertentu. Namun sangat disayangkan, kehormatan dan kebanggaannyasebagai seorang tuan, majikan atau boss seringkali tidak dapat dilepaskan dari kehidupannya, sehingga kelakuan dan karakter duniawinya tetap terbawa dalam melayani pekerjaan Tuhan. Ia selalu ingin dihormati dan dipuji sebagai seorang “boss” dalam gereja dan di hadapan jemaat yang dilayaninya.(Yak 2: 1-4)

Kitab Nabi Yesaya pasal 61 memberikan gambaran yang jelas mengenai panggilan dari seorang pelayan Tuhan.Apa yang harus dimilikinya, apa yang menjadi tugasnya dan apa upahnya sebagai seorang pelayan Tuhan. Kiranya lewat perenungkan terhadap pasal ini, membuat kita tidak akan kehilangan visi dan arah hidup kita sebagai seorang pelayan Tuhan.

Diurapi oleh Roh Allah

“Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku.” (Yes 61: 1)

Tidak dapat dihindari bahwa seorang yang dipanggil untuk melayani Tuhan harus dipenuhi dengan Roh Tuhan dalam hidupnya.Ini adalah syarat yang utama dan mutlak agar pelayanannya berhasil.Menjadi seorang pelayan Tuhan bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, yang dapat dipermudah atau dipandang mudah seperti pekerjaan duniawi lainnya.

Seorang pelayan Tuhan harus mendapatkan urapan khusus dari Tuhan.Ia harus ditebus dari hidupnya yang sia-sia dan menyerahkan diri sepenuhnya untuk dipakai oleh Tuhan. (1 Ptr 1: 18) Ia tidak dapat mengabdi kepada dua tuan, dalam arti bahwa hidupnya mau melayani Tuhan tetapi juga maumengikuti keinginan dirinya sendiri dan keinginan dunia.(Gal 5-16-17) 

Kita semua sebagai pelayan Tuhan harus belajar untuk bekerja dalam urapan secara pribadi, sebagai seorang pelayan Tuhan dan sebagai kesatuan Tubuh Kristus.Kita tidak boleh bergantung kepada kesanggupan atau karisma kita sendiri, tetapi alangkah baiknya kalau kita memberikan kebebasan sepenuhnya kepada Roh Kudus untuk bekerja melalui diri kita.

Urapan dari Roh Kudusakan membawa hidup kita, pekerjaan dan pelayanan kita ke dalam alam supranatural dimana kita akan melihat hasilnya yang jauh berbeda jika kita melayani tanpa urapan dari Roh Kudus.
Cheryl Ingram dalam bukunya berjudul “Bila Allah Memanggil, IaMengurapi” menulis sebagai berikut:
“Karena Allah serius mengenai panggilan-Nya atas orang-orang yang telah dikhususkan-Nya untuk melayani-Nya, maka kita patut menerima pengurapan Allah dengan sungguh-sungguh.”

“Seseorang yang diurapi oleh Roh Kudus merupakan suatu bejana yang ideal untuk digunakan oleh Allah di dalam pekerjaan-pekerjaan baik-Nya, karena Allah berkenan kepada orang yang ingin bekerja di dalam pengurapan-Nya.Bila Roh Allah berkenan, kuasaNya dilepaskan."

Mengerti Tujuan Pengutusannya

Seorang pelayan Tuhan yang dipanggil untuk melayani Tuhan harus memiliki tujuan yang jelas, sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhan.Ia tidak boleh melayani Tuhan karena tergoda oleh teman-temannya atau ikut-ikutan dengan mereka yang telah lebih dahulu melayani dan dipakai oleh Tuhan. Ia juga tidak boleh melayani Tuhan karena profesi dan bidang pekerjaan lainnya telah tertutup baginya.

Banyak orang yang mau melayani Tuhan, masuk ke Sekolah Alkitab karena ia tidak diterima di sekolah atau perguruan tinggi lainnya. Ada juga yang merasa dipaksa oleh orang tuanya, karena kondisi keluarganya atau karena memiliki ambisi dan motivasi tertentu dalam hidupnya.Yesaya 61: 1-3 mengatakan tentang tujuan pengutusan tersebut sebagai berikut:

Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka “pohon tarbantin kebenaran”, “tanaman TUHAN untuk memperlihatkan keagunganNya.

Dalam dunia dimana kita tinggal, seringkali kita berjumpa dengan orang-orang yang tengah berada dalam keadaan seperti itu.Dunia sekitar kita saat ini bukanlah dunia yang tentram, damai dan kondusif untuk hidup bebas dari beban dan masalah hidup.Berapa banyak orang yang telah mengambil jalan pintas dan mengakhiri hidupnya dengan sia-sia karena berbagai persoalan hidupseperti itu.

Berita Injil yang disampaikan oleh seorang pelayan Tuhan akan menjadi kabar baik bagi mereka yang sengsara, yang remuk hatinya karena dosa dan kejahatan yang menimpa hidupnya, baik secara pribadi maupun sebagai anggota keluarga. Berapa banyak orang yang hidupnya terikat dan tertawan oleh dosa perzinahan, perjudian, obat terlarang, penyimpangan-penyimpangan kejiwaan yang merusak hidupnya dll, sehingga ia tidak dapat melepaskan diri dan hal-hal itu membuat dirinya terpenjara olehnya.

Penyampaian kebenaran Firman Tuhan yang disertai dengan urapan Roh Kudus akan memberikan kelepasan dan penghiburan bagi mereka. Kabar baik yang disampaikan dengan kesungguhan hati akanmenjadi kekuatan dan sukacita bagi mereka, seperti minyak harum yang membangkitkan semangat bagi yang letih lesu dan yang berbeban berat. 

Ketengah-tengah dunia dengan keadaan yang seperti itulah kita sebagai pelayan Tuhan diutus dalam dunia ini.Jangan sampai kita memiliki tujuan dan motivasi yang salah, yang tidak sesuai dengan panggilan dan pengutusan yang Allah tetapkan dalam hidup kita. Kalau saja kita mau melakukan tujuan pengutusan Allah bagi kita, maka kita akan melihat penyertaan dan pertolongan Allah yang luar biasa dalam kita melayani Dia.

Sebaliknya, kita tidak usah heran melihat adanya orang-orang yang gagal dan tidak berhasil dalam melayani Tuhan, karena mereka telah menyimpang dari tujuan pengutusan Allah. Kita tentunya ingat perumpamaan Yesus tentang talenta dalam Injil Matius 25: 14-30. Disana diceritakan tentang adanya hamba yang berhasil, tapi ada juga hamba yang gagal untuk menjalankan talenta yang dipercayakan oleh tuannya kepada mereka.

Menerima Upah Seorang Pelayan Tuhan

Sebagai seorang pelayan atau karyawan dalam melakukan pekerjaan duniawi, kita menerima upah untuk kerja keras dan jerih lelah dalam melaksanakan kehendak tuan atau majikan kita. Apaagi dengan kita yang melakukan tugas pengutusan yang diberikan oleh Allah kepada kita selaku pelayan-pelayanNya. Tuhan tidak pernah berhutang kepada hamba-hambaNya yang setia melayani Dia. Ia adalah Allah yang setia terhadap janjiNya. Ia adalah Allah yang penuh dengan hikmat dan kebijaksanaan terhadap para pelayanNya.Dalam Yesaya 61: 6-7 dikatakan sebagai berikut:

Tetapi kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita. Kamu akan menikmati kekayaan bangsa-bangsa dan akan memegahkan diri dengan segala harta benda mereka. Sebagai ganti bahwa kamu mendapat malu dua kali lipat, dan sebagai ganti noda dan ludah yang menjadi bagianmu, kamu akan mendapat warisan dua kali lipat di negerimu dan sukacita abadi akan menjadi kepunyaanmu.  

Pada saat kita menjalankan tugas pengutusan yang Tuhan percayakan kepada kita, tidak menutup kemungkinan bahwa kita harus melakukannya dengan susah payah, seringkali kita harus menanggung malu dan menerima penghinaan, ejekan dan sindiran dari orang-orang yang sentimen kepada kita. Barangkali kita juga akan direndahkan dan dipermalukan di hadapan orang banyak. Tetapi kita tidak usah menjadi lemah, karena kita tahu bahwa pengurapanNya ada di atas kehidupan kita.Tuhan menyertai kita dan memberikan kuasa kepada kita untuk dapat melakukannya.Ia adalah Allah yang setia dengan janjiNya bahwa Ia akan menyertai kita hingga kesudahan alam ini.

Predikat sebagai seorang pelayan Tuhan seringkali menjadi bahan ejekan dan penghinaan dari orang lain yang tidak mengalami penebusan dan karya keselamatan dari Allah dalam hidupnya. Mereka tidak mengerti apa yang kita lakukan, karena mereka tidak percaya kepadaNya. Tetapi terpujilah Tuhan, karena Ia tidak melupakan para pelayanNya. Ia akan memberikan upah yang sepadan dan setimpal kepada kita. Kekayaan bangsa-bangsa dan harta benda mereka akan diberikan kepada kita. Semua itu akan diberikan sebagai penghiburan atas pengorbanan kita dalam melaksanakan tugas pengutusan yang diberikanNya kepada kita. 

Walaupun demikian, kita tidak boleh terlena, puas diri dan mengasihi semua hal-hal seperti kekayaan dunia, penghormatan atau kenyamanan yang diberikan kepada kita sebagai upah itu.Hendaknya kita menjadi semakin giat lagi dalam melakukan tugas pengutusan yang diberikan-Nya kepada kita.Tugas pengutusan yang diberikan kepada para pelayanNya adalah tugas yang mulia,karena itu biarlah kita taat dan percaya bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita. Dia akanmengurapi kita dan kesanggupan yang diberikan-Nya kepada kita memampukan kita untuk berhasil dalam melaksanakan pelayanan yang ditugaskan olehNya kepada kita.Tetaplah berharap dan bersandar kepada kasih setia-Nya.Terpujilah Tuhan kita.

“Tetapi kamu akan disebut imam TUHAN, dan akan dinamai pelayan Allah kita.”

KASIHILAH PASANGAN HIDUPMU

Seorang Dosen mengadakan suatu permainan kecil kepada mahasiswanya yang sudah berumah tangga.

“Mari Kita buat satu permainan, mohon satu orang bantu saya sebentar.”


Kemudian salah satu mahasiswa berjalan menuju Papan Tulis.


DOSEN: Silahkan Tulis 10 nama yg paling dekat dengan anda pada papan Tulis.


Dalam sekejap sudah dituliskan semuanya oleh mahasiswa tersebut. Ada nama tetangganya, nama orang tuanya, kekasihnya, anaknya dan lain-lain.


Dosen: Sekarang silahkan Coret 2 nama yg menurut anda tidak penting.


Mahasiswa itu lalu mencoret nama tetangganya.


Dosen: Silahkan Coret 2 lagi !


Mahasiswa itu lalu mencoret nama teman2 kantornya.


Dosen: silahkan Coret 1 lagi !


Mahasiswa Itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterusnya sampai tersisa 3 nama yaitu orang tuanya, istrinya, dan anaknya.


Suasana kelas hening… Mereka mengira semua sudah selesai dan tidak ada lagi yg harus d pilih.


Tiba tiba Dosen Berkata

Dosen: Silahkan Coret 1 lagi!

Mahasiswa itu perlahan mengambil pilihan yg amat sulit lalu dia mencoret nama orang tuanya secara perlahan.


Dosen: Silahkan Coret 1 lagi!


Hatinya menjadi bingung. Kemudian mengangkat kapur dan lambat laun mencoret namaanaknya.


Dalam sekejap waktu mahasiswa itupun menangis .


Setelah suasana tenang sang Dosen bertanya kepada Mahasiswa itu. “ Orang terkasihmu bukan orang tuamu dan anakmu? Orang tua yang membesarkan Anda, anak anda adalah darah daging anda , sedang istri itu bisa di cari lagi. Tapi mengapa anda berbalik memilih istri anda sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan?


Semua orang didalam kelas terpana dan menunggu apa jawaban dari Mahasiswa tersebut.


Lalu mahasiswa itu perlahan berkata, “Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah dewasasetelah itu menikah pasti meninggalkan saya juga, yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah istri saya”

MAHKOTA KEHIDUPAN

Wahyu 2 : 10
" Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu Mahkota kehidupan. "

Di Alkitab terdapat 5 macam mahkota yang disediakan bagi orang orang percaya yang dengan sungguh sungguh melayani Tuhan.
 
1.) Mahkota Sukacita ( 1 Tes 2:19 & Filipi 4:1 )
Mahkota ini diberikan kepada orang orang kristen yang rajin memberi kesaksian dan memenangkan jiwa bagi Tuhan Yesus Kristus.
 
2.) Mahkota Kebenaran ( 2 Tim 4:8 )
Mahkota ini diberikan kepada orang orang kristen yang setia menjaga hidupnya tetap kudus.
 
3.) Mahkota Kehidupan ( Yak 1:12 & Wahyu 2:10 )
Mahkota ini diberikan kepada orang orang kristen yang tahan uji dan tahan cobaan.
 
4.) Mahkota Abadi ( 1 Kor 9:25 )
Mahkota ini diberikan kepada orang orang kristen yang bisa menguasai dirinya dalam kehidupan sehari-hari dalam mengendalikan hawa napsu dunia.
 
5.) Mahkota Kemuliaan ( 1 Petrus 5:4 )
Mahkota ini diberikan kepada orang orang kristen yang setia memelihara dan menggembalakan domba domba Allah.

Tidak semua orang kristen yang mendapatkan Mahkota. hanya orang kristen yang bekerja dengan baik dan benar benar melayani Tuhan saja yang mendapatkannya. Bila kita membaca membaca kitab wahyu, ditemukan bahwa di sorga nanti akan ada orang orang kristen yang menyesal karena kehilangan upahnya. Mereka sedih, malu dan menyesal karena selama diberi kesempatan hidup di bumi, mereka tidak berbuat apa apa untuk Tuhan.

Wahyu 4 : 4 - 10 diceritakan demikian, ada 24 tua tua yang memakai mahkota ( ini lambang dari gereja Tuhan ), dan mereka semua tersungkur di hadapan Anak Domba ( Tuhan Yesus ). Serta melemparkan mahkota di hadapan tahta itu. Jadi, jika suatu saat nanti kita berdiri berhadapan dengan Tuhan Yesus, apakah kita sudah siap membawa mahkota yang nanti akan kita persembahakan kepada Sang juru Selamat Tuhan Yesus Kristus.