"Tetapi ia menyangkalnya dan berkata: 'Aku tidak tahu dan tidak
mengerti apa yang engkau maksud.' Lalu ia pergi keserambi muka (dan
berkokoklah ayam)."
Markus 14:68
Menjelang hari penyalibanNya Tuhan Yesus mempersiapkan diri dengan
berdoa. Ia mengajak serta Petrus, Yakobus dan juga Yohanes ke taman
Getsemani. Setiba di situ Yesus maju sedikit beberapa langkah dan
berdoa sendiri kepada Bapa. Ia pun berpesan agar ketiga muridNya itu
tetap berjaga-jaga. Namun ketika Yesus datang kembali Ia menjumpai
ketiganya sedang tertidur,
"Dan Ia berkata kepada: 'Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam?'" (Markus 14:37b).
Peristiwa di atas terjadi sampai tiga kali ketika Tuhan Yesus
menjumpai mereka sedang tidur. Petrus yang semula begitu yakin akan
dirinya, bahwa ia tidak akan meninggalkan Tuhan Yesus sekali pun
murid-murid yang lain meninggalkannya (bahkan ia berani mati untuk
Tuhan Yesus), kini dijumpai tertidur dan tidak mau berdoa. Bukankah hal
ini tidak jauh berbeda dengan kehidupan anak-anak Tuhan saat ini yang
merasa diri sudah yakin akan kekuatan diri sendiri, sehingga menjadi
lengah dan tidak mau berdoa lagi? Tuhan Yesus mengingatkan, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
(Matius 26:41). Petrus mengandalkan kekuatan sendiri, berjalan menurut
kehendak dan jalan pikirannya sendiri. Keadaannya tentu berbeda jika
ia mengandalkan Roh Kudus, di mana Roh Kudus yang akan memimpinnya
seperti tertulis: "...Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;" (Yohanes 16:13a).
Meninggalkan jam-jam doa akan membawa kita semakin jauh dari Tuhan,
bahkan dapat menyebabkan kita meningalkan Tuhan. Ketika Tuhan Yesus
ditangkap, murid-muridNya meninggalkan Dia, tak terkecuali Petrus, dan
pada waktu Tuhan Yesus dibawa menghadap Imam Besar, "...Petrus mengikuti Dia dari jauh, sampai ke dalam halaman Imam Besar,..."
(Markus 14:54). Baru saja Petrus berkata bahwa ia tak akan
meninggalkan Tuhan Yesus -bahkan berani mati bersama Tuhan Yesus-,
sebelum ayam berkokok dua kali sudah menyagkalNya tiga kali. Petrus
tidak hanya menyangkal, bahkan "...mengutuk dan bersumpah: 'Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!'" (Markus 14:71).
Bagaimana dengan kita? Benarkah kita setia kepada Tuhan ataukah kita sudah menyangkalNya melalui perbuatan kita tanpa kita sadari?
Bagaimana dengan kita? Benarkah kita setia kepada Tuhan ataukah kita sudah menyangkalNya melalui perbuatan kita tanpa kita sadari?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar