TERLEPAS DARI IKATAN ILMU GAIB
Dilahirkan dalam sebuah keluarga keturunan dukun, sejak umur 3 tahun
Lindiawati memiliki kemampuan yang tidak lazim. Lindiawati memiliki
kemampuan supranatural dan ia mulai melihat hal-hal yang gaib.
Suatu sore Lindiawati yang sedang disuapi makan oleh kakaknya di teras
rumah mereka melihat seorang nenek berbaju hijau memegang sebuah batok
dan tongkat berjalan dan masuk ke dalam pohon. Pohon itu memang
berlubang tengahnya. Saat Lindiawati mengatakan kepada kakanya apa yang
baru saja dilihatnya, kakakLindiawati lari ketakutan.
Peristiwa-peristiwa mistis sering dialami Lindiawatisampai ia dewasa.
Bahkan dirinya sering bermimpi aneh. Saat Lindiawati menceritakan
perihal mimpi-mimpinya kepada kakaknya, kakak Lindiawati malah
mengatakan kalau dirinya sudah dipelet. Kakaknya pun mengajakLindiawati
pergi ke orang pintar dan diisi dengan ilmu yang bisa mengimbangi
peletannya.
Lindiawati dibekali ilmu untuk memagari diri. Tanpa
disadari, ia memperhambakan dirinya kepada setan. Saat mengikuti ritual
itu, kepala Lindiawati dan dua kakak iparnya ditutupi dengan kain tujuh
warna. Lalu di hadapan mereka ada tujuh macam minuman, tujuh macam
kembang, tujuh macam kue dan tujuh macam air sumur. Kemudian Lindiawati
diminta mengikuti ucapan dukun itu membaca mantera. Sesudah membaca
mantera, Lindiawati disuruh minum air kembang dan ditiup. Setelah acara
ritual itu selesai, dukun itu meminta Lindiawati untuk megulurkan
tangannya. Laludukun itu kemudian mengayunkan golok ke tangan Lindiawati
dan memang senjata itu hanya meninggalkan garis merah saja di
tangannya.
Semenjak saat itu, emosi Lindiawati menjadi tidak
terkontrol. Bahkan hal itu berpengaruh terhadap hidup pernikahannya yang
selalu diwarnai pertengkaran. Temperamen Lindiawati memang sangat
tinggi. Hal kecil yang diributkan dalam rumah tangganya pun bisa menjadi
sesuatu yang besar. Kelihatannya Lindiawati tidak memiliki kesabaran
sama sekai. Emosional Lindiawati benar-benar tidak terkendali.
Dan Lindiawati sendiri sering menjadi nekat. Saat sedang kesal,
keinginan untuk mati itu begitu kuat. Berulang kali Lindiawati mencoba
untuk bunuh diri. Dari memotong nadinya dengan silet, menenggelamkan
diri ke dalam bak mandi sampai mengurung diri di mobil yang tertutup
rapat agar kekurangan oksigen.
Tidak hanya suami, anak-anaknya
pun menjadi korban ketidaksabaran Lindiawati. Dalam hal emosi, jika
Lindiawati sedang marah kepada anaknya, ia bisa memukuli anaknya dengan
kejam. Dengan memakai ikat pinggang atau sapu, Lindiawatimemukuli
anaknya sampai kulitnya lebam dan bengkak. Lindiawati menghajar anaknya
sampai puas, sampai anaknya ketakutan. Saat memukuli anaknya
itu,Lindiawati benar-benar merasakan benci kepada anaknya itu.
Bahkan buah hati Lindiawati yang masih balita pun tak luput menjadi
sasaran kemarahannya. Keempat anaknya saat masih bayi sempat dibekap
Lindiawati dengan menggunakan bantal jika mereka tidak berhenti
menangis. Bahkan ditengkurapkan sampai tidak bisa bernafas dan dicubit
bila tangisannya tidak juga kunjung berhenti. Kalau mendengar anaknya
menangis, Lindiawati langsung merasa pusing. Ia merasakan seperti ada
dorongan untuk membekap anaknya.
Bertahun-tahun Lindiawati
terikat dan diperhamba oleh kuasa gaib. Suami dan anak-anaknya menjadi
korban. Sampai suatu ketika Lindiawati mengikuti suatu pertemuan ibadah
karena ajakan seorang teman. Awalnya Lindiawati merasa tidak betah
karena aneh melihat orang berdoa dengan suasana yang cukup ribut.
Kepalanya sakit tapi di hatinya Lindiawati merasa ada sesuatu yang
berbeda. Hingga tanpa terasa minggu demi minggu Lindiawati mendatangi
pertemuan ibadah tersebut.
Lindiawati pun pada akhirnya
berterus terang dengan keterlibatannya dalam dunia mistis dan memutuskan
untuk mengakhiri hubungannya dengan dunia gaib.Lindiawati dilayani
pelepasan. Saat ia pertama kali bermanifestasi, yang dilihatnya adalah
kain terbang di sebelah kanannya, berwarna-warni. Menurut kesaksian
anak-anak dan rekan pelayanan yang melayaninya, saat itu Lindiawati
berteriak, menjerit, menangis, mengamuk dan berguling-guling seperti
orang kerasukan.
“Mama seperti orang kerasukan gitu deh… jadi seperti ular,macan, burung….” kisah William, anak Lindiawati.
“Saya juga tidak tahu kalau istri saya itu ternyata punya ilmu
sebenarnya. Saat melihat pelepasan itu, saya baru tahu kalau istri saya
itu ilmunya banyak sekali,” kisah Hansen Haskindy, suami Lindiawati.
Saat ikatan di alam roh itu diputuskan, Lindiawati melihat sang dukun
datang, membelakangi Lindiawati dan pergi. Setelah selesai pelayanan
kelepasan itu,Lindiawati mulai merasa enak dan merasa lega. Sampai
akhirnya Lindiawati meminta Tuhan Yesus masuk ke dalam hatinya dan
Lindiawati merasakan ketenangan yang luar biasa, suatu damai sejahtera
yang luar biasa. Lindiawati juga merasakan sukacita yang luar biasa,
sesuatu yang belum pernah dirasakannya di dalam hidupnya.
Semua
ilmu yang ada di dalam dirinya telah dilepaskan. Kini Lindiawati
memiliki hidup yang baru, yang berbeda dari sebelumnya. Tentu saja
keluarganya yang paling merasakan dampak dari perubahan Lindiawati.
“Dulu itu saya sama mama merasa kesal, nakal sedikit saja dipukul,
dicubit, disambet sampai merah-merah gitu. Kalau sekarang, sifat mama
sudah berubah, jadi mama yang baik,” kisah William menceritakan
perubahan Lindiawati.
Saat ini Lindiawati pun sudah berubah
menjadi lebih sabar, lebih baik dan care sama anak-anak. Di dalam rumah
tangganya saat ini penuh dengan sukacita dan Lindiawatijuga jadi banyak
mengalah. Lindiawati pun menjadi pribadi yang semakin dewasa, sangat
jauh berbeda dengan Lindiawati yang dulu sebelum ia mengenal Tuhan.
Yesus memang suatu sosok yang sangat handal. Saat kita berseru, saat
kita mau mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus, Ia akan datang.
“Saya sangat merasakan bahwa Tuhan Yesus itu memang benar-benar ada dan
mengasihi saya. Saya sangat berterima kasih karena Tuhan Yesus
menyelamatkan saya, Tuhan Yesus mau bersabar sampai saya bertobat,
diselamatkan dan Tuhan mau memakai saya,” kisah Lindiawati menutup
kesaksiannya dengan penuh haru.
Sumber Kesaksian :
Lindiawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar