"Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang." (Ibrani 12:15)
Apakah Saudara dapat bersukacita ketika hati Saudara dipenuhi oleh kepahitan? Tentu tidak! Kepahitan hanya akan merusak suasana hati kita; sukacita sirna dan beban hidup serasa makin berat. Namun Tuhan Yesus berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28). Bila saat ini kita sedang berbeban berat biarlah kita tidak menanggungnya sendiri tetapi kita serahkan kepada Tuhan, karena bagi Dia tidak ada yang mustahil. Kalau kita membiarkan diri hanyut dalam permasalahan yang ada, lalu kepahitan menguasai hati kita, apakah kita bisa menjadi kesaksian bagi orang-orang yang berada di sekitar kita?
Perlakuan yang tidak baik, tindakan semena-mena,
merendahkan, memfitnah, menyakiti, melontarkan kata-kata kotor dan sebagainya
seringkali menyebabkan seseorang mengalami kepahitan. Tidak adanya
pengampunan atau karena adanya iri hati dalam diri kita juga menyebabkan kita
makin terbelenggu oleh kepahitan.
Kalau kita mampu menyikapi setiap masalah dengan benar
kita tidak akan masuk dalam kepahitan. Orang yang hidup dalam kepahitan
mustahil dapat berdoa. Kepahitan juga semakin membuat orang menjadi
tawanan dosa. Kepahitan itu identik dengan ikatan kejahatan, karena jika
kita biarkan kita akan menjadi tawanan
dosa. Kejahatan, kebencian dan dendam hanya akan menjadi penghalang
berkat Tuhan dicurahkan.
Sampai saat ini masih banyak orang Kristen yang sulit
sekali mengampuni orang lain, hatinya masih dipenuhi oleh rasa sakit hati,
kepahitan, dendam. Bukankah hal ini menunjukkan bahwa kita belum bertobat
dengan sungguh? Petobat sejati pasti menghasilkan buah-buah sesuai dengan
pertobatannya (baca Mat 3:8). Adapun buah-buah itu adalah
kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan dan penguasaan diri (baca Galatia 5:22-23).
Mengampuni bukan berarti kalah, justru merupakan jalan menuju kemenangan untuk
meraih berkat-berkat Tuhan. Jadi "Janganlah kamu kalah
terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!"
(Roma 12:21).
Maka, percayalah bahwa orang benar tidak akan
ditinggalkan oleh Tuhan, sebab Ia "TUHAN menetapkan
langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;"
(Mazmur37:23).
Kepahitan adalah senjata yang digunakan Iblis untuk menghancurkan kehidupan kita!
Kepahitan adalah senjata yang digunakan Iblis untuk menghancurkan kehidupan kita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar