Seorang pelayan Tuhan seringkali diartikan secara terbatas hanya pada
seorang Hamba Tuhan, Pendeta, Gembala atau mereka yang terlibat dalam
pemberitaan Firman Tuhan di mimbar gereja saja.
Padahal, kita semua yang telah menjadi anak-anak Tuhan dipanggil
untuk melayani Tuhan, sesuai dengan karunia, talenta dan kemampuan yang
Tuhan berikan kepada kita masing-masing.Alkitab mengatakan bahwa kita
tidak dapat membalas segala kebajikan yang Tuhan telah berikan dalam
hidup kita, selain kita hanya dapat melayani Dia lewat penyerahan diri
dan segenap hidup kita kepadaNya. (Roma 12:1-2)
Dalam konteks melayani Tuhan, jangan sampai ada seorangpun yang
merasa dirinya sebagai “boss” atau “majikan”, tetapi biarlah kita semua
menjadi “hamba” yang saling melayani dan mengabdi kepada tuannya, dimana
Tuhanlah yang menjadi tuan atau majikan kita yang sesungguhnya,
walaupun Dia tidak nampak dengan mata jasmani kita.Haleluya.
Dalam dunia kekristenan sekarang ini, kita melihat adanya orang-orang
kaya yang menyerahkan dirinya untuk melayani Tuhan, bahkan tidak
sedikit yang kemudian menjadi seorang Pendeta dalam gereja tertentu.
Namun sangat disayangkan, kehormatan dan kebanggaannyasebagai seorang
tuan, majikan atau boss seringkali tidak dapat dilepaskan dari
kehidupannya, sehingga kelakuan dan karakter duniawinya tetap terbawa
dalam melayani pekerjaan Tuhan. Ia selalu ingin dihormati dan dipuji
sebagai seorang “boss” dalam gereja dan di hadapan jemaat yang
dilayaninya.(Yak 2: 1-4)
Kitab Nabi Yesaya pasal 61 memberikan gambaran yang jelas mengenai
panggilan dari seorang pelayan Tuhan.Apa yang harus dimilikinya, apa
yang menjadi tugasnya dan apa upahnya sebagai seorang pelayan Tuhan.
Kiranya lewat perenungkan terhadap pasal ini, membuat kita tidak akan
kehilangan visi dan arah hidup kita sebagai seorang pelayan Tuhan.
Diurapi oleh Roh Allah
“Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku.” (Yes 61: 1)
Tidak
dapat dihindari bahwa seorang yang dipanggil untuk melayani Tuhan harus
dipenuhi dengan Roh Tuhan dalam hidupnya.Ini adalah syarat yang utama
dan mutlak agar pelayanannya berhasil.Menjadi seorang pelayan Tuhan
bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, yang dapat dipermudah atau
dipandang mudah seperti pekerjaan duniawi lainnya.
Seorang pelayan Tuhan harus mendapatkan urapan khusus dari Tuhan.Ia
harus ditebus dari hidupnya yang sia-sia dan menyerahkan diri sepenuhnya
untuk dipakai oleh Tuhan. (1 Ptr 1: 18) Ia tidak dapat mengabdi kepada
dua tuan, dalam arti bahwa hidupnya mau melayani Tuhan tetapi juga
maumengikuti keinginan dirinya sendiri dan keinginan dunia.(Gal 5-16-17)
Kita semua sebagai pelayan Tuhan harus belajar untuk bekerja dalam
urapan secara pribadi, sebagai seorang pelayan Tuhan dan sebagai
kesatuan Tubuh Kristus.Kita tidak boleh bergantung kepada kesanggupan
atau karisma kita sendiri, tetapi alangkah baiknya kalau kita memberikan
kebebasan sepenuhnya kepada Roh Kudus untuk bekerja melalui diri kita.
Urapan dari Roh Kudusakan membawa hidup kita, pekerjaan dan pelayanan
kita ke dalam alam supranatural dimana kita akan melihat hasilnya yang
jauh berbeda jika kita melayani tanpa urapan dari Roh Kudus.
Cheryl Ingram dalam bukunya berjudul “Bila Allah Memanggil, IaMengurapi” menulis sebagai berikut:
“Karena Allah serius mengenai panggilan-Nya atas orang-orang yang
telah dikhususkan-Nya untuk melayani-Nya, maka kita patut menerima
pengurapan Allah dengan sungguh-sungguh.”
“Seseorang
yang diurapi oleh Roh Kudus merupakan suatu bejana yang ideal untuk
digunakan oleh Allah di dalam pekerjaan-pekerjaan baik-Nya, karena Allah
berkenan kepada orang yang ingin bekerja di dalam pengurapan-Nya.Bila
Roh Allah berkenan, kuasaNya dilepaskan."
Mengerti Tujuan Pengutusannya
Seorang
pelayan Tuhan yang dipanggil untuk melayani Tuhan harus memiliki tujuan
yang jelas, sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhan.Ia tidak boleh
melayani Tuhan karena tergoda oleh teman-temannya atau ikut-ikutan
dengan mereka yang telah lebih dahulu melayani dan dipakai oleh Tuhan.
Ia juga tidak boleh melayani Tuhan karena profesi dan bidang pekerjaan
lainnya telah tertutup baginya.
Banyak orang yang mau melayani Tuhan, masuk ke Sekolah Alkitab karena
ia tidak diterima di sekolah atau perguruan tinggi lainnya. Ada juga
yang merasa dipaksa oleh orang tuanya, karena kondisi keluarganya atau
karena memiliki ambisi dan motivasi tertentu dalam hidupnya.Yesaya 61:
1-3 mengatakan tentang tujuan pengutusan tersebut sebagai berikut:
Ia
telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang
sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang
terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN
dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung,
untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak
untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang
pudar, supaya orang menyebutkan mereka “pohon tarbantin kebenaran”,
“tanaman TUHAN untuk memperlihatkan keagunganNya.
Dalam
dunia dimana kita tinggal, seringkali kita berjumpa dengan orang-orang
yang tengah berada dalam keadaan seperti itu.Dunia sekitar kita saat ini
bukanlah dunia yang tentram, damai dan kondusif untuk hidup bebas dari
beban dan masalah hidup.Berapa banyak orang yang telah mengambil jalan
pintas dan mengakhiri hidupnya dengan sia-sia karena berbagai persoalan
hidupseperti itu.
Berita Injil yang disampaikan oleh seorang pelayan Tuhan akan menjadi
kabar baik bagi mereka yang sengsara, yang remuk hatinya karena dosa
dan kejahatan yang menimpa hidupnya, baik secara pribadi maupun sebagai
anggota keluarga. Berapa banyak orang yang hidupnya terikat dan tertawan
oleh dosa perzinahan, perjudian, obat terlarang,
penyimpangan-penyimpangan kejiwaan yang merusak hidupnya dll, sehingga
ia tidak dapat melepaskan diri dan hal-hal itu membuat dirinya
terpenjara olehnya.
Penyampaian kebenaran Firman Tuhan yang disertai dengan urapan Roh
Kudus akan memberikan kelepasan dan penghiburan bagi mereka. Kabar baik
yang disampaikan dengan kesungguhan hati akanmenjadi kekuatan dan
sukacita bagi mereka, seperti minyak harum yang membangkitkan semangat
bagi yang letih lesu dan yang berbeban berat.
Ketengah-tengah dunia dengan keadaan yang seperti itulah kita sebagai
pelayan Tuhan diutus dalam dunia ini.Jangan sampai kita memiliki tujuan
dan motivasi yang salah, yang tidak sesuai dengan panggilan dan
pengutusan yang Allah tetapkan dalam hidup kita. Kalau saja kita mau
melakukan tujuan pengutusan Allah bagi kita, maka kita akan melihat
penyertaan dan pertolongan Allah yang luar biasa dalam kita melayani
Dia.
Sebaliknya, kita tidak usah heran melihat adanya orang-orang yang
gagal dan tidak berhasil dalam melayani Tuhan, karena mereka telah
menyimpang dari tujuan pengutusan Allah. Kita tentunya ingat perumpamaan
Yesus tentang talenta dalam Injil Matius 25: 14-30. Disana diceritakan
tentang adanya hamba yang berhasil, tapi ada juga hamba yang gagal untuk
menjalankan talenta yang dipercayakan oleh tuannya kepada mereka.
Menerima Upah Seorang Pelayan Tuhan
Sebagai
seorang pelayan atau karyawan dalam melakukan pekerjaan duniawi, kita
menerima upah untuk kerja keras dan jerih lelah dalam melaksanakan
kehendak tuan atau majikan kita. Apaagi dengan kita yang melakukan tugas
pengutusan yang diberikan oleh Allah kepada kita selaku
pelayan-pelayanNya. Tuhan tidak pernah berhutang kepada hamba-hambaNya
yang setia melayani Dia. Ia adalah Allah yang setia terhadap janjiNya.
Ia adalah Allah yang penuh dengan hikmat dan kebijaksanaan terhadap para
pelayanNya.Dalam Yesaya 61: 6-7 dikatakan sebagai berikut:
Tetapi
kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita. Kamu
akan menikmati kekayaan bangsa-bangsa dan akan memegahkan diri dengan
segala harta benda mereka. Sebagai ganti bahwa kamu mendapat malu dua
kali lipat, dan sebagai ganti noda dan ludah yang menjadi bagianmu, kamu
akan mendapat warisan dua kali lipat di negerimu dan sukacita abadi
akan menjadi kepunyaanmu.
Pada saat kita
menjalankan tugas pengutusan yang Tuhan percayakan kepada kita, tidak
menutup kemungkinan bahwa kita harus melakukannya dengan susah payah,
seringkali kita harus menanggung malu dan menerima penghinaan, ejekan
dan sindiran dari orang-orang yang sentimen kepada kita. Barangkali kita
juga akan direndahkan dan dipermalukan di hadapan orang banyak. Tetapi
kita tidak usah menjadi lemah, karena kita tahu bahwa pengurapanNya ada
di atas kehidupan kita.Tuhan menyertai kita dan memberikan kuasa kepada
kita untuk dapat melakukannya.Ia adalah Allah yang setia dengan janjiNya
bahwa Ia akan menyertai kita hingga kesudahan alam ini.
Predikat sebagai seorang pelayan Tuhan seringkali menjadi bahan
ejekan dan penghinaan dari orang lain yang tidak mengalami penebusan dan
karya keselamatan dari Allah dalam hidupnya. Mereka tidak mengerti apa
yang kita lakukan, karena mereka tidak percaya kepadaNya. Tetapi
terpujilah Tuhan, karena Ia tidak melupakan para pelayanNya. Ia akan
memberikan upah yang sepadan dan setimpal kepada kita. Kekayaan
bangsa-bangsa dan harta benda mereka akan diberikan kepada kita. Semua
itu akan diberikan sebagai penghiburan atas pengorbanan kita dalam
melaksanakan tugas pengutusan yang diberikanNya kepada kita.
Walaupun demikian, kita tidak boleh
terlena, puas diri dan mengasihi semua hal-hal seperti kekayaan dunia,
penghormatan atau kenyamanan yang diberikan kepada kita sebagai upah
itu.Hendaknya kita menjadi semakin giat lagi dalam melakukan tugas
pengutusan yang diberikan-Nya kepada kita.Tugas pengutusan yang
diberikan kepada para pelayanNya adalah tugas yang mulia,karena itu
biarlah kita taat dan percaya bahwa Allah tidak pernah meninggalkan
kita. Dia akanmengurapi kita dan kesanggupan yang diberikan-Nya kepada
kita memampukan kita untuk berhasil dalam melaksanakan pelayanan yang
ditugaskan olehNya kepada kita.Tetaplah berharap dan bersandar kepada
kasih setia-Nya.Terpujilah Tuhan kita.
“Tetapi kamu akan disebut imam TUHAN, dan akan dinamai pelayan Allah kita.”